Dongeng Islami

[Dongeng Islami][bsummary]

Kutipan Qur'an

[Kutipan Quran][twocolumns]

Dongeng Islami - Rusa Yang Sombong

Dongeng Motivasi Rusa Sombong




Di sebuah Hutan Rimba dengan berbagai macam hewan yang hidup di dalamnya...

Hiduplah sekelompok rusa yang mendiami padang rumput di tengah hutan tersebut. Padang itu dikelilingi oleh semak belukar yang lebat!!!


Di tengah kawanan rusa itu, hiduplah seekor rusa jantan, bernama Ruru, dengan tanduk yang sangat indah dan mempesona. Diantara rusa-rusa jantan yang lainnya, tanduknya-lah yang terbaik dan terindah... Hanya sayangnya tanduk yang merupakan anugerah dari Tuhan untuknya, menjadikan Ruru sombong dan merasa bahwa dialah yang terbaik dan terhebat diseantero rusa-rusa lainnya, sehingga timbul sifat angkuh dan sombong dan cenderung meremehkan rusa-rusa lainnnya. Dan dalam setiap  pembicaraannya selalu saja menyinggung masalah tanduknya yang indah dan meremehkan kawan-kawannya.


Rusa-rusa yang lain pun merasa jengkel terhadap Ruru. Sementara rusa yang lebih tua dan bijaksana cenderung memberikan nasehat kepadanya.


"Wahai Ruru! Tandukmu itu hanyalah titipan sementara. Sesuatu yang terlalu kau bangga-banggakan terkadang dapat membawa celaka untukmu," tegur para Tetua Rusa.


Tapi dasar Ruru, si rusa jantan sombong tersebut telah dikuasai oleh sifat angkuh, dia balas mengatakan, "Kalian hanya cemburu dengan apa yang kumiliki! Ini milikku! Punyaku! Hakku!"


Ruru pun tak mengindahkan nasehat dari para Tetua Rusa!


Begitulah hal tersebut berjalan...


Sampai di suatu pagi yang cerah... Ketika kawanan itu sedang asyik memakan rumput yang segar, keluarlah Ruru, si rusa sombong, berjalan di tengah kawanan dengan congkaknya memamerkan keindahan tanduknya. Namun tanpa disadari oleh kawanan rusa... seekor harimau besar yang tengah lapar ternyata sedang mengintai mereka. Harimau yang telah bersiap untuk menyerang mereka.


Karena di antara kawanan rusa tersebut yang terbesar dan terbaik adalah Ruru, maka dia menjadi target utama dari si Harimau! Dan ketika waktu yang tepat tiba, melompatlah Harimau itu dan menyebabkan kawanan rusa berlarian tak tentu arah. Suasana menjadi kacau balau, betul-betul kacau balau!

 
Saling tabrak... senggol... terjatuh... terinjak... menjadi pemandangan di tempat itu.


Tapi karena target si Harimau hanyalah Ruru, maka dia hanya fokus kepada rusa sombong itu.

Namun rupanya Ruru lagi-lagi menampakkan keangkuhannya. Dia pun berkata, "Harimau itu tak bisa menandingiku... lariku cepat... tandukku kuat untuk melawannya!"


Tapi tak dinyana ketika dia berhadapan langsung dengannya, keluarlah auman sang Harimau... taringnya bermunculan... kuku-kukunya timbul membuat ciut nyali Ruru.


Dengan rasa takut dia berlari secepat kilat ke dalam semak belukar. Namun apa daya... Tanduknya yang panjang dan cantik tersangkut di semak belukar... terlilit oleh tali temali dan menyebabkan dia tak bisa berlari.


Berusaha dan berusaha... terus menerus... Tetapi Ruru tetap tak bisa melepaskan diri. Dia pun akhirnya kelelahan dan kehabisan tenaga.


Di tengah kejadian itu dia memandang tanduknya yang tersangkut... dan berkata, "Tadinya engkau yang sangat kubanggakan, tapi sekarang engkau yang mencelakakanku..." Akhirnya sang harimau menerkamnya!


Dan hanya terdengar suara cekikan...! Lalu senyap... 

Habislah riwayat Ruru, sang rusa sombong oleh sesuatu yang sangat dibanggakannya...!


Renungan bijak yang bisa kita petik dari dongeng motivasi Islami ini adalah:

Di saat kau berpikir jalanmu-lah satu-satunya jalan yang benar, selamanya kau mengekang dirimu untuk menilai orang lain dan mengecilkan kuasa Tuhan. Jalan menuju kebenaran dan kesombongan merupakan sebuah jalan paralel yang bisa saling berlintasan satu sama lain dalam hidup seseorang. Dan kedua hal tersebut akan sulit untuk dibedakan. Namun ketika jalan menuju kebenaran tertatakan dengan cinta akan kemanusiaan, maka jalan menuju kesombongan tertatakan dengan cinta akan diri sendiri. - Pepatah Bijak
 
Hak Cipta © Cerita Milik www.ceritaulama.com

1 komentar:

  1. Semakin dalam ilmu agama seseorang, semakin ia ingin di hormati, di akui, di dengar dan paling benar. Kita lupa dengan wejangan Ali bin Abi Thalib r.a: https://www.itsme.id/semakin-dalam-ilmu-agamanya-semakin-ia-meninggi/

    BalasHapus