Dongeng Islami

[Dongeng Islami][bsummary]

Kutipan Qur'an

[Kutipan Quran][twocolumns]

Motivasi Islami - Nilai Agama Itu Mahal!

Cerita Motivasi Islami


Maulana Ilyas Rah... Bercerita ada seorang santri berguru kepada Ustadznya... dan sang Ustadz selalu berkata kepadanya, "Agama itu sangat-sangat mahal dan tak bisa dibandingkan dengan dunia beserta isinya... Sehingga ketika seseorang paham atas Agama maka dia akan menjadi orang yang kaya raya baik di dunia maupun di akhirat kelak...!"
     
Dan perkataan ini betul-betul masuk ke dalam hatinya sehingga dia sangat bersemangat dalam mempelajari agama. 

Suatu hari dia mendapat tugas untuk berbelanja bahan makanan untuk kepentingan pesanterennya, dan ketika sedang asyik berbelanja tiba-tiba sepatu yang dia gunakan sobek. Sehingga dia menjadi kalang kabut mencari tukang sol sepatu untuk memperbaiki sepatunya yang sobek... Tapi ternyata uang yang dia bawa hanya cukup untuk belanja dan tak ada untuk membayar tukang sol sepatu. Dia pun kemudian berpikir sejenak, dan tiba-tiba dia teringat pesan dari ustadznya bahwa agama itu mahal dan tak bisa dibandingkan dengan dunia beserta isinya.

Hal ini membuat dia sangat senang dan gembira dan dia sangat yakin kalau masaalahnya itu telah terselesaikan dan dia dapat membayar tukang sol sepatu dengan ilmu agama.
Lalu berangkatlah dia menuju tukang sol sepatu!

Sambil menyerahkan sepatunya, ia berkata kepada tukang sol sepatu, "Saya akan membayar Anda dengan sangat-sangat mahal." Mendengar hal itu tukang sol sepatu sangat gembira lalu menjahit sepatu itu dengan sangat rapi dan baik. Setelah sepatu selesai dijahit maka tukang sol sepatu meminta bayaran atas jasanya. Dengan semangat si santri lalu mengajari tukang sol sepatu tentang ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Nabi. Mendengar hal itu tukang sol sepatu sontak marah-marah... lalu membentak si santri sambil berkata, "Saya tidak butuh itu... tapi saya butuh uang!"

Mendengar hal itu si santri kaget bukan kepalang ternyata apa yang dia dengar tidak sesuai dengan kenyataannya. Bahkan tukang sol sepatu pun tak mau menerima agama, bahkan sampai menolaknya keras. 

Dengan perasaan sedih dia kembali ke pesantren dan menceritakan semua yang dialaminya kepada ustadznya.

Mendengar hal itu sang Guru tersenyum... lalu mengeluarkan sebongkah batu sebesar telur puyuh dan menyerahkannya kepada si santri. Lalu beliau berkata kepadanya, "Bawa batu ini dan tawarkan kepada orang-orang di pasar."

Lalu si santri kembali ke pasar dan menawarkan batu itu kepada tukang sayur. "Berapa Anda menghargai batu ini?" tanyanya seraya menyerahkan batu itu kepada penjual sayur.

Penjual sayur memegang, melihat batu itu dan berkata, "Saya berani tukar batu ini dengan 2 ikat sayur kangkung."

Lalu batu itu ditawarkan kepada penjual beras. Penjual beras berkata, "Kutukar dengan 3 liter beras." 

Demikian terus... namun hasilnya tetap mengecewakan.

Dengan sedih dia kembali kepada gurunya dan menceritakan apa yang dialaminya, bahwa batu itu harganya sangat murah dan nyaris tanpa harga sama sekali. Mendengar hal itu  sang Ustadz kembali tersenyum, "Bawa batu itu ke penjual perhiasan, lalu tanyakan harga dari batu itu" ujar sang Ustadz.

Tak lama kemudian si santri membawa batu itu ke penjual perhiasan dan menanyakan harganya. Batu itu kemudian diperhatikan oleh tukang perhiasan... dibolak-balik... ditimbang... dikeker dengan kaca pembesar...

Sambil berdecak kagum dia berkata "Perhiasan ini terlalu indah dan bagus sehingga harganya terlalu mahal untuk kami...", "Kami tak mampu membelinya dan hanya para raja dan bangsawan yang mampu membelinya, kalau Anda mau menjualnya bawa ke keluarga kerajaan." lanjut tukang perhiasan. Dengan keheranan si santri memandangi batu kecil itu sambil bergumam, "Rupanya batu ini sangat mahal, tapi kenapa orang-orang di pasar menggangap batu ini tak bernilai sama sekali?"

Dia pun kembali kepada gurunya dan berkata, "Ustadz rupanya batu ini sangat mahal sekali dan hanya para keluarga kerajaan yang mampu membelinya." 

Sang Ustadz tersenyum lalu berkata, "Apakah kau paham makna tentang kejadian ini?" Si santri cuman menggelengkan kepalanya.

Sang Ustadz lanjut menjelaskan, "Penjual sayur, penjual beras dan lainnya tidak mengerti tentang keindahan dan nilai batu sehingga mereka menghargai batu itu dengan sangat murah...", "Tapi penjual perhiasan itu sangat paham akan Nilai batu sehingga dia menghargai batu itu dengan nilai yang sangat tinggi, karena dia ahlinya." lanjutnya. Dengan tersenyum sang Ustadz kembali berkata "Tukang sol sepatu itu tak paham nilai agama sehingga dia menganggap agama itu tak bernilai sama sekali, tapi coba bawa agama kepada para Ulama, para Guru, para Cendekiawan... maka kau akan dimuliakan karena mereka adalah orang-orang yang paham agama."

"Kau telah membawa agama kepada seseorang yang tak paham atas kebesaran Agama Allah dan Sunnah Nabi-Nya... Padahal barangsiapa siapa yang dikehendaki Allah kebaikan, maka ia akan diberikan kepahaman atas Agama. Nilai manusia ada pada agamanya dan Allah hanya memandang pada hati dan Amalmu." kata sang Ustadz menutup penjelasannya.




Hak Cipta © Cerita Milik www.ceritaulama.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar