Dongeng Islami

[Dongeng Islami][bsummary]

Kutipan Qur'an

[Kutipan Quran][twocolumns]

Cerita Islami - Memandang Rasulullah SAW (Part 1)



Ummu Ma’bad al khuza’iyah berkata tentang diri Rasullulah Saw, dia menggambarkan tentang diri beliau kepada suaminya. Ketika beliau melewati kemahnya dalam perjalanan hijrah ke Madinah:
“Beliau tampak bersih, wajahnya berseri-seri, fisiknya bagus, tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, ganteng, bola matanya hitam, bulu matanya panjang, suaranya serak-serak basah, lehernya panjang, matanya jelita, tepi kelopak matanya hitam seakan-akan memakai celak, alisnya tipis, panjang dan bersambung, rambutnya hitam, apabila diam tampak menawan, dari jauh tampak anggun dan dari dekat tampak manis, perkataannya manis, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, perkataannya itu seakan-akan untaian mutiara yang terurai, perawakannya sedang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, satu ranting yang berada diantara dua ranting, yang paling menarik perhatian dan yang terbaik diantara tiga pemandangan, dihormati oleh teman-temannya, apabila berbicara ucapannya mereka dengar, apabila memerintah perintahnya segera mereka sambut, dihormati dan ditaati, menjadi tumpuan orang, tidak bermuka masam dan tidak menyepelekan orang lain.”

Ali bin Abu Thalib berkata, saat menggambarkan diri Rasulullah Saw: “Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, perawakannya sedang, rambutnya tidak keriting dan tidak lurus, tetapi ikal, tidak kurus dan tidak gemuk, wajahnya bulat, kulitnya putih kemerah-merahan, kedua bola matanya hitam, bulu matanya panjang, tulang-tulangnya besar, bulu dadanya lembut, badannya tidak berbulu, jari-jari tangan dan kakinya besar, apabila berjalan seakan-akan berjalan di tempat yang landai, apabila menoleh semua badannya ikut menoleh, diantara dua pundaknya ada cincin kenabian, beliau adalah penutup para Nabi, orang yang paling dermawan, paling lapang dada, paling benar tutur katanya, paling tepat janjinya, paling lembut perangainya, paling mulia pergaulannya, siapapun yang memandanginya secara tiba-tiba tentu akan segan kepadanya, siapapun yang bergaul dengannya secara dekat  tentu mencintainya.” Selanjutnya Ali berkata: “Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum dan sesudahnya.”

Jabir bin Samurah berkata: “Mulutnya putih, wajahnya berseri-seri, perawakannya sedang (tidak gemuk dan tidak kurus, tidak tinggi dan tidak pendek.)”

Abu Thufail berkata: “Kulitnya putih, wajahnya berseri, Perawaknnya sedang.”

Anas bin Malik berkata: “Kedua telapak tangannya lebar, kulitnya tidak terlalu putih dan tidak cokelat, tetapi putih kemerah-merahan, ketika meninggal dunia di kepalanya hanya ada dua puluh lembar uban.” Dia juga berkata: “Ada beberapa lembar uban di kedua pelipisnya.”

Abu Juhaifah berkata: “Saya lihat ada uban di bawah bibir bagian bawah, yaitu disebut Anfaqah.”

Al Barra’ berkata: “Perawakannya sedang, bahunya lebar, beliau memiliki rambut yang mencapai daun telinga, kulihat beliau memakai jubah warna merah, belum pernah kulihat sebagus itu.”
“Pada awalnya, beliau menggeraikan rambutnya karena kecintaannya kepada Ahli Kitab, Namun setelah itu beliau membelah rambutnya.”
Al Barra’ berkata: “Sepertinya beliau adalah orang yang paling tampan wajahnya dan paling bagus akhlaknya.”
Al Barra’ pernah ditanya: “Apakah wajah Nabi seperti Pedang?” Dia menjawab : “Tidak, tetapi seperti rembulan.” Dalam riwayat lain disebutkan bahwa wajahnya bulat.

Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz berkata: “Jika aku melihat beliau, seakan-akan aku melihat matahari yang sedang terbit.”

Jabir bin Samurah berkata: “Aku pernah melihat beliau pada suatu malam yang cerah, Kulihat Rasulullah Saw yang sedang memakai jubah merah, lalu kulihat rembulan. Ternyata bagiku, beliau lebih indah daripada rembulan.”

Abu Hurairah berkata: “Aku belum pernah melihat sesuatu yang lebih bagus daripada diri Rasulullah Saw. Seakan-akan matahari berjalan di wajah beliau. Aku belum pernah melihat seseorang yang jalannya lebih cepat daripada Rasulullah Saw. Seakan-akan bumi ini terlipat bagi beliau. Kami telah mencurahkan kekuatan kami (untuk mengikuti jalan beliau), namun beliau tidak perduli.”

Ka’b bin Malik berkata: “Apabila bergembira, wajahnya bercahaya, seakan-akan wajah beliau itu seperti sepotong rembulan.”

Apabila melihat beliau Abu Bakr ash-Shiddiq berkata: “Orang yang terpercaya dan pilihan, menyerukan kebaikan dan seperti cahaya bulan purnama yang menyingkirkan kegelapan.”

Umar Ibnul Khattab melantunkan syair Zuhair yang memuji Haram bin Sinan:
“Seandainya engkau adalah sesuatu selain manusia engkau adalah sinar pada malam bulan purnama.”

Hal seperti ini yang digambarkan oleh Abu Kabir al-Hudzali:
“Apabila kupandang wajahnya
Tampak seperti awan yang bercahaya.”

Kemudian Umar berkata: “Apabila sedang marah, wajah beliau memerah, seakan-akan kedua pipinya itu buah delima.”

Jabir bin Samurah berkata: “Kedua betisnya kecil (padat dan berisi sesuai dengan bentuk tubuhnya), apabila tertawa hanya tersenyum apabila aku melihatnya, aku berkata,”pelupuk matanya hitam seakan-akan memakai celak, padahal tidak.”

Ibnu Abbas berkata: “Diantara gigi-gigi serinya terdapat celah dan apabila berbicara terlihat seperti ada cahaya yang keluar dari celah-celah gigi serinya itu.”
“Leher beliau seperti leher boneka yang terbuat dari perak yang mengkilat, bulu matanya panjang, jenggotnya lebat, keningnya lebar, alisnya tipis dan panjang namun tidak bersambung antara keduanya,hidungnya bangir, kedua pipinya halus, dari dada sampai ke pusarnya terdapat rambut yang melanjur seperti tongkat, kedua lengan dan betisnya ada rambutnya, perutnya tidak buncit, dadanya bidang, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, kedua lengan dan betisnya lurus (tidak banyak gumpalan-gumpalan dagingnya), telapak kakinya bagian tengah tidak menempel ke tanah, apabila berjalan kuat, langkah kakinya panjang dan berjalan dengan tawadlu.”

Anas berkata: “Aku belum pernah menyentuh kain sutera yang lebih halus daripada telapak tangan Rasullulah Saw. Aku belum pernah mencium suatu aroma atau anbar, atau kesturi atau parfum apapun yang lebih harum dari aroma Rasulullah Saw.”

Abu Juhaifah berkata: “Aku pernah memegang tangan beliau, lalu kuletakkan di wajahku, ternyata telapak tangannya lebih dingin daripada es dan lebih harum daripada aroma kesturi.”

Jabir bin Samurah (ketika masih anak-anak) berkata: “Beliau mengusap pipiku, kudapati tangannya terasa dingin dan baunya harum seakan-akan beliau baru mengeluarkan tangannya dari keranjang tempat minyak wangi.”

Anas berkata: “Butir-butir keringatnya bagaikan mutiara.” Ummu Sulaim berkata: “Keringatnya termasuk parfum yang paling harum.”

Jabir berkata: “Setiap kali melewati suatu jalan, lalu ada orang yang berjalan dibelakangnya, tentu dia mengetahui bahwa beliau telah lewat, karena keharuman aromanya.”
“Diantara kedua pundaknya terdapat tanda kenabian seperti telur burung merpati, dan diatas pundaknya sebelah kiri terdapat sekumpulan tahi lalat sebesar biji kacang.”


Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar