Dongeng Islami

[Dongeng Islami][bsummary]

Kutipan Qur'an

[Kutipan Quran][twocolumns]

Dongeng Islami - Ikhlas vs Riya


Dongeng Motivasi Islami

Sahabat ceritaulama.com, kali ini sebuah Dongeng Islami - Ikhlas vs Riya akan kami bagikan kepada sahabat-sahabat semua. Dan kami berharap semoga melalui dongeng ini, bersama-sama kita bisa memetik  pelajaran yang bermanfaat.

***

Di suatu desa hidup seorang ulama yang mewakafkan dirinya untuk ibadah kepada Allah Ta'ala... Ulama itu sangat terkenal dan sering mendapat kunjungan dari orang-orang untuk mendapat petuah dan nasehat darinya. Tapi ada satu kelebihan ulama ini... apabila diberi sesuatu oleh orang-orang maka pasti dia akan berusaha untuk membalasnya dengan memberikan apa saja yang ada padanya.

Di desa itu pula hidup dua orang yang bertetangga. Yang satu bernama Abdullah, ia berprofesi sebagai petani. Hidupnya sederhana dan terkenal sebagai orang yang jujur. Sedangkan tetangganya bernama Makmur, ia berprofesi sebagai seorang pedagang dan terkenal karena selalu menghitung sesuatu dengan keuntungan... dan di dalam setiap aktifitasnya harus diukur dengan uang dan keuntungan.

Pada suatu hari Abdullah memanen hasil kebunnya berupa tanaman singkong dan hasilnya sangat melimpah. Sehingga Abdullah berkata, “Insya Allah saya akan menyedekahkan beberapa hasil panen saya kepada ulama kami. Mudah-mudahan dengan sedekah ini Allah beri berkah dan mudahkan Rezeki saya.”

Maka berangkatlah Abdullah ke rumah Ulama itu dengan membawa beberapa buah singkong untuk disedekahkan. Sesampainya disana Abdullah berkata, “Syekh saya membawa hasil panen dari kebun, untuk diberikan kepada Syekh.”

Lalu Ulama itu berkata, “Apa itu, wahai Abdullah?”

“Beberapa buah singkong, ya Syeikh!” sahut Abdullah.
“Baiklah taruh di belakang rumah,” kata si Syeikh.

Lalu Ulama itu terdiam sejenak, kemudian berkata kepada Abdullah, “Setelah kau letakkan singkongmu, ambil anak kambing yang ada di situ untukmu. Anak kambing itu adalah hadiah dari si fulan."

“Itu balasan dari Allah atas pemberianmu kepadaku,” lanjutnya.
“Jangan Syekh, ini ikhlas Lillahi Ta'ala...” kata Abdullah.
“Ambillah!” kata Syeikh itu lagi.
“Jangan Syeikh!” Balas Abdullah mengelak

Tapi karena syeikh terus mendesak akhirnya Abdullah mengambilnya... dan membawanya ke rumah...

Di tengah jalan pulang Abdullah berpapasan dengan Makmur. Melihat Abdullah membawa seekor anak kambing... spontan Makmur bertanya, “Dari mana, Dul?”

Abdullah menjawab, “Dari rumah syeikh, bawa singkong hasil panen.”
“Lalu anak kambing itu dari mana?” tanya si Makmur.
“Pemberian syeikh untuk saya, balasan dari singkong yang saya hadiahkan kepadanya,” jawab Abdullah.
“Apaaaa...?" sahut Makmur keheranan.
“Singkong dibalas kambing?" tanya Makmur tak percaya.
“Ya, begitulah kejadiannya,” jawab Abdullah.
“Betulkaaah perkataanmu itu?” balas Makmur dengan perasaan keheranan.
“Ya, betul,” Abdullah menjawab.

Akhirnya mereka berpisah... dan Makmur masih penasaran dan terus tidak percaya atas apa yang baru saja dikatakan oleh Abdullah. “Kalau singkong dapat kambing... bagaimana kalau buah yang lebih mahal? Bisa-bisa dapat sapi atau kerbau...”gumam Makmur dalam hati.

Dengan semangat Makmur membeli buah-buahan berupa mangga... duren... rambutan... langsat... dll untuk diberikan kepada Syeikh dengan harapan mendapat balasan berupa sapi atau kerbau sesuai dengan perhitungannya.

Setelah mendapat semua buah-buah tersebut, Makmur segera bergegas ke rumah ulama itu!

Sesampai disana ia langsung menjumpai ulama tersebut dan berkata, “Syeikh ada hadiah untuk Anda. Buah-buahan segar yang enak dan mahal.”

“Mudah-mudahan balasannya sapi atau kerbau,” gumam Makmur dalam hati.
“Ya, Jazakallahu khair, Pak Makmur, atas pemberiannya,” kata Syeikh. “Tolong letakkan buahnya di dalam rumah,” lanjut Syeikh sambil terdiam berpikir apa yang harus diberikannya pada Makmur untuk membalas kebaikannya.

Tiba-tiba sang ulama tersenyum... ia teringat rupanya singkong Pak Abdullah masih ada di belakang rumah. Teringat hal itu ulama itu berkata, “Sebelum pulang, Pak Makmur, silahkan ke belakang ada sesuatu untuk Pak Makmur.”

Mendengar hal itu Pak Makmur sangat gembira..terbayang keuntungan yang akan dia dapatkan berupa seekor sapi atau kerbau...! Tapi alangkah terkejutnya ia ketika tiba di belakang rumah ternyata disitu tak ada satu ekor sapi ataupun kerbau, melainkan hanya ada beberapa buah singkong?

“Kemana sapinya?” gumam Makmur. “Yang ada hanya singkong,” tambahnya. Akhirnya ia berkeliling tapi tetap tak ada...“Jangan-jangan maksud ulama ini benar-benar singkong ini?” bisiknya dalam hati. “Kalau benar maka celakaaaanya saya... Rugiiiiiii!”,“Bukannya untung malah buntung!” gerutu Makmur.

Dengan perasaan berat dan kecewa teramat sangat... Makmur membawa singkong tersebut ke rumahnya. Tak ada keuntungan malah kerugian. “Rugiiiiiiiiii!” teriak Makmur dalam hati.

Ketahuilah, tiap-tiap Amal tergantung dari niatnya... Amal yang sedikit Ikhlas Karena Allah SWT, lebih baik daripada Amal yang banyak tapi Riya... Bukannya dapat pahala tapi kerugian semata...!!!

Berhati-hatilah cek niat Anda di awal beramal... di tengah beramal.. di akhir beramal... dan harapkan Ridha-Nya semata.....!!!


Hak Cipta © Cerita Milik www.ceritaulama.com

2 komentar: